BERPEGANG PADA HIKMAT
Amsal 7: 1 – 4
Ada tiga aspek penting dalam sebuah proses belajar, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk mendengarkan apa yang diajarkan sehingga pengetahuan dan wawasan berpikir kita bertambah luas. Aspek afektif menekankan bahwa apa yang telah dipelajari harus dipahami serta mengubah pola pikir dan sudut pandang kehidupan kita menjadi semakin baik. Pada akhirnya, semua yang dipelajari dan dipahami itu harus nyata dalam praktik kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut aspek psikomotorik.
Amsal kita hari ini juga berbicara mengenai proses pendidikan. Amsal mengatakan, “Berpeganglah pada perintah-Ku.” Bagaimana cara berpegang pada hikmat Tuhan? Pertama, simpanlah hikmat dalam hati. Artinya, pengajaran hikmat itu harus dipahami dan menjadi ukuran kebenaran dalam pengambilan keputusan, meresap dalam hati dan pikiran kita. Kedua, simpan atau jaga hikmat seperti biji mata. Artinya, hikmat Tuhan harus menjadi cahaya yang menerangi dan memandu langkah kita. Ketiga, kenakan hikmat pada jari dan tuliskan pada loh hati. Hikmat Tuhan harus menjiwai setiap pekerjaan dan perbuatan yang kita lakukan.
Sebagai orang Kristen, kita harus berpegang pada firman Tuhan. Kita bersedia mendengarkan, memahaminya, serta melakukannya. Proses belajar ini harus terus berlangsung sepanjang kehidupan kita. Itulah makna berpegang pada hikmat. (Wasiat)
DOA: Tuhan, mampukan kami untuk mendengar, memahami, dan melakukan kehendak-Mu dalam sepanjang kehidupan kami. Amin.
